Kasus Pembelajaran TAP

Kasus Pelajaran Bahasa Indonesia

Pak Insan Kamil mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas II SD Suaka Maju Topik yang diajarkan adalah Membaca Permulaan. Metode yang digunakan adalah metode SAS. Selama plajaran berlangsung siswa dilatih membaca dengan langkah-langkah yang dianjurkan dalam metode SAS. Akan tetapi para siswa membaca tujuh langkah membaca permulaan yang disarankan metode SAS tampak seperti menghafal unsur-unsur kalimat tersebut. Akibatnya, hasil pembelajaran membaca permulaan tidak seperti yang diharapkan. Para siswa mampu membaca (membunyikan) tetapi tidak mampu menunjuk unsur kalimat yang dibaca pada waktu membacanya.

1.  Selama pelajaran berlangsung siswa Pak Insan Kamil kurang mampu menunjuk unsur kalimat yang dibaca pada waktu pembacaan berlangsung

2.  Evaluasi hasil belajar siswa yang dilakukan Pak Insan Kamil menunjukkan bahwa 25 % siswa mendapatkan nilai kurang baik; siswa belum mampu membaca unsur kalimat dengan tepat

       Dari kasus itu dapat diketahui bahwa para siswa SD kelas II yang Pak Insan Kamil bina dalam pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia menunjukan bahwa ada sebagian siswa yang mendapatkan masalah. Masalah itu adalah sebagian siswa Belem mampu membaca dengan penunjukan yang benar anatara yang dibaca dengan penunjuknya, sehingga dari evaluasi yang dilakukan ditemukan siswa yang hasil belajarnya kurang mencapai 25%. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah :

1.  Mengapa sebagian siswa Pak Insan Kamil kurang mampu membaca dengan penunjukan unsur yang dibacanya secara tepat? Tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut?

2.   Bagaimana perbaikan pelaksanaan metode SAS harus dilakukan agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik?

       Untuk menyelesaikan permasalahan kasus pembelajaran yang dilakukan Pak Ahmad tersebut perlu dilakukan langkah berikut.

  1. Siswa yang kurang mampu membaca dengan penunjukan yang tepat, seperti telah dijelaskan di atas, disebabkan pada saat latihan membaca siswa kurang mendapatkan perhatian ketepatan penunjuk dengan yang dibacanya. Tujuh langkah metode SAS yang dianjurkan tidak dilaksanakan guru secara benar. Para siswa waktu membaca seperti membaca kelimat biasa. Pada hal langkah (1) metode SAS kalimat dibaca sebagai kalimat, (2), kalimat dibaca berdasar unsur kata-katanya, (3) kalimat dibaca berdasar unsur suku katanya, (4) kalimat dibaca berdasar unsur fonem (huruf) nya, (5) kalimat dibaca berdasar unsur suku katanya, (6) kalimat dibaca berdasar unsur katanya, dan langkah (7) kalimat dibaca sebagai kalimat. Dengan langkah pembacaan seperti itu diharapkan pembelajaran membaca permulaan melibatkan siswa secara mental dalam bentuk proses struktural-analitis-sintetis (SAS).
  2. Untuk memperbaiki teknik pembelajaran membaca permulaan sebagaimana dijelaskan tersebut, guru harus melakukan beberapa perbaikan teknis penggunan metode SAS. Perbaikan teknik pembelajaran tersebut dapat dilakukan dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut; (a) menerapkan secara tepat teknik pembacaan bahan ajar sebagaimana dianjurkan metode SAS, (b) menerapkan teknik pembacaan bahan ajar dengan metode SAS yang dimodifikasi, (c) memodifikasi tataan materi ajar yang memberi peluang siswa membaca lebih melibatkan mental psyche dalam metode SAS, atau yang lain. Dengan memodifikasi tataan materi ajar yang disajikan dengan model SAS itu diharapkan proses siswa ”membaca menghafal” itu dapat dieliminir.

       Pemanfaatan model metode SAS sebagaimana telah berlangsung selama ini ternyata ada kendala dalam pelaksanaan di lapangan. Meskipun kendala itu dapat diatasi, mengatasinya tidak mudah. Para guru akan kesulitan ”mempertahankan” dan ”menepatkan” model teknik SAS sebagaimana tuntutan SAS. Kemungkinan  (b) juga tidak dianjurkan (dipilih) karena momodifikasi teknik pembacaan model teknik SAS, masih cenderung memelesetkan guru kembali ke teknik model SAS yang selama ini mereka laksanakan. Oleh karena itu yang dianjurkan adalah model teknik ”memodifikasi bahan ajar SAS”.

      Model teknik SAS yang memodifikasi bahan ajar ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaannya para guru tidak ”terpeleset” dengan hanya mendrill bahan ajar yang mengakibatkan para siswa hanya menghafal, tanpa mampu membaca secara tepat. Salah satu alternatif yang diajukan dapat dipakai untuk menghindari tubian yang menjadikan anak terjebak dalam penghafalan adalah dengan menata ulang bahan ajar model teknik SAS.

       Caranya adalah, bahan ajar yang akan didrill-kan disusun sedemikian rupa variasinya sehingga tidak akan “terhafal” oleh siswa. Cara ini akan dapat “memaksa” siswa mengenali dan memahami bahan ajar tersebut, tanpa mengurangi kebermaknaan bahan ajar itu bagi kehidupan nyata sehari-hari si anak. Dengan demikian, anak diharapkan mendapatkan susunan kalimat yang mengandung makna positif, sekaligus mendapatkan peluang kebermaknaan bahan tubian sebagai sarana belajar membaca secara cepat, tepat, dan lancar.

       Untuk sementara penulis berpendapat model bahan ajar itu kita sebut saja dengan metode SAS yang diperbaiki. Ke depan, sarana tubian yang diharapkan dapat dilakukan anak SD kelas rendah dalam belajar membaca permulaan harus terdiri atas beberapa paket, mengingat jumlah huruf yang dipakai dalam bahasa Indonesia ada 28 (dua puluh delapan) huruf. Setiap paket diharapkan minimal mengandung 5 (lima) huruf, sehingga secara keseluruhan akan terdiri atas 6 (enam) paket. Namun karena keterbatasan waktu, sambil terus menunggu hasil pelaksanaan uji coba, untuk sementara disajikan salah satu paket model tubian yang sekaligus dipakai sebagai bahan pemerjelas paparan dalam makalah ini.

 

Contoh Kasus Pembelajaran

Kasus Pelajaran Bahasa Indonesia

Pak Insan Kamil mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas II SD Suaka Maju Topik yang diajarkan adalah Membaca Permulaan. Metode yang digunakan adalah metode SAS. Selama plajaran berlangsung siswa dilatih membaca dengan langkah-langkah yang dianjurkan dalam metode SAS. Akan tetapi para siswa membaca tujuh langkah membaca permulaan yang disarankan metode SAS tampak seperti menghafal unsur-unsur kalimat tersebut. Akibatnya, hasil pembelajaran membaca permulaan tidak seperti yang diharapkan. Para siswa mampu membaca (membunyikan) tetapi tidak mampu menunjuk unsur kalimat yang dibaca pada waktu membacanya.

1.  Selama pelajaran berlangsung siswa Pak Insan Kamil kurang mampu menunjuk unsur kalimat yang dibaca pada waktu pembacaan berlangsung

2.  Evaluasi hasil belajar siswa yang dilakukan Pak Insan Kamil menunjukkan bahwa 25 % siswa mendapatkan nilai kurang baik; siswa belum mampu membaca unsur kalimat dengan tepat

       Dari kasus itu dapat diketahui bahwa para siswa SD kelas II yang Pak Insan Kamil bina dalam pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia menunjukan bahwa ada sebagian siswa yang mendapatkan masalah. Masalah itu adalah sebagian siswa Belem mampu membaca dengan penunjukan yang benar anatara yang dibaca dengan penunjuknya, sehingga dari evaluasi yang dilakukan ditemukan siswa yang hasil belajarnya kurang mencapai 25%. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah :

1.  Mengapa sebagian siswa Pak Insan Kamil kurang mampu membaca dengan penunjukan unsur yang dibacanya secara tepat? Tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut?

2.   Bagaimana perbaikan pelaksanaan metode SAS harus dilakukan agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik?

       Untuk menyelesaikan permasalahan kasus pembelajaran yang dilakukan Pak Ahmad tersebut perlu dilakukan langkah berikut.

  1. Siswa yang kurang mampu membaca dengan penunjukan yang tepat, seperti telah dijelaskan di atas, disebabkan pada saat latihan membaca siswa kurang mendapatkan perhatian ketepatan penunjuk dengan yang dibacanya. Tujuh langkah metode SAS yang dianjurkan tidak dilaksanakan guru secara benar. Para siswa waktu membaca seperti membaca kelimat biasa. Pada hal langkah (1) metode SAS kalimat dibaca sebagai kalimat, (2), kalimat dibaca berdasar unsur kata-katanya, (3) kalimat dibaca berdasar unsur suku katanya, (4) kalimat dibaca berdasar unsur fonem (huruf) nya, (5) kalimat dibaca berdasar unsur suku katanya, (6) kalimat dibaca berdasar unsur katanya, dan langkah (7) kalimat dibaca sebagai kalimat. Dengan langkah pembacaan seperti itu diharapkan pembelajaran membaca permulaan melibatkan siswa secara mental dalam bentuk proses struktural-analitis-sintetis (SAS).
  2. Untuk memperbaiki teknik pembelajaran membaca permulaan sebagaimana dijelaskan tersebut, guru harus melakukan beberapa perbaikan teknis penggunan metode SAS. Perbaikan teknik pembelajaran tersebut dapat dilakukan dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut; (a) menerapkan secara tepat teknik pembacaan bahan ajar sebagaimana dianjurkan metode SAS, (b) menerapkan teknik pembacaan bahan ajar dengan metode SAS yang dimodifikasi, (c) memodifikasi tataan materi ajar yang memberi peluang siswa membaca lebih melibatkan mental psyche dalam metode SAS, atau yang lain. Dengan memodifikasi tataan materi ajar yang disajikan dengan model SAS itu diharapkan proses siswa ”membaca menghafal” itu dapat dieliminir.

       Pemanfaatan model metode SAS sebagaimana telah berlangsung selama ini ternyata ada kendala dalam pelaksanaan di lapangan. Meskipun kendala itu dapat diatasi, mengatasinya tidak mudah. Para guru akan kesulitan ”mempertahankan” dan ”menepatkan” model teknik SAS sebagaimana tuntutan SAS. Kemungkinan  (b) juga tidak dianjurkan (dipilih) karena momodifikasi teknik pembacaan model teknik SAS, masih cenderung memelesetkan guru kembali ke teknik model SAS yang selama ini mereka laksanakan. Oleh karena itu yang dianjurkan adalah model teknik ”memodifikasi bahan ajar SAS”.

      Model teknik SAS yang memodifikasi bahan ajar ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaannya para guru tidak ”terpeleset” dengan hanya mendrill bahan ajar yang mengakibatkan para siswa hanya menghafal, tanpa mampu membaca secara tepat. Salah satu alternatif yang diajukan dapat dipakai untuk menghindari tubian yang menjadikan anak terjebak dalam penghafalan adalah dengan menata ulang bahan ajar model teknik SAS.

       Caranya adalah, bahan ajar yang akan didrill-kan disusun sedemikian rupa variasinya sehingga tidak akan “terhafal” oleh siswa. Cara ini akan dapat “memaksa” siswa mengenali dan memahami bahan ajar tersebut, tanpa mengurangi kebermaknaan bahan ajar itu bagi kehidupan nyata sehari-hari si anak. Dengan demikian, anak diharapkan mendapatkan susunan kalimat yang mengandung makna positif, sekaligus mendapatkan peluang kebermaknaan bahan tubian sebagai sarana belajar membaca secara cepat, tepat, dan lancar.

       Untuk sementara penulis berpendapat model bahan ajar itu kita sebut saja dengan metode SAS yang diperbaiki. Ke depan, sarana tubian yang diharapkan dapat dilakukan anak SD kelas rendah dalam belajar membaca permulaan harus terdiri atas beberapa paket, mengingat jumlah huruf yang dipakai dalam bahasa Indonesia ada 28 (dua puluh delapan) huruf. Setiap paket diharapkan minimal mengandung 5 (lima) huruf, sehingga secara keseluruhan akan terdiri atas 6 (enam) paket. Namun karena keterbatasan waktu, sambil terus menunggu hasil pelaksanaan uji coba, untuk sementara disajikan salah satu paket model tubian yang sekaligus dipakai sebagai bahan pemerjelas paparan dalam makalah ini.

 

Contoh Rangcangan Pemberian Tugas Tutorial

RANCANGAN PEMBERIAN TUGAS TUTORIAL

Kode dan Nama Mata kuliah  :  PSOS4407 Teknik Menulis Karya Ilmiah

Pokok Bahasan                            :  1. Hakikat dan Karakteristik Karya Ilmiah

2. Persiapan Menulis Karya Ilmiah

Nama Pengembang                  :  Sinarmawati, S.Pd.,M.Pd.

Masa Registrasi                          :  2010.2

Rentang Skor                               :  10 – 100 Pokok

Tujuan Instruksional Khusus/TIK   :

  1. Menjelaskan tujuan penulisan karya ilmiah
  2. Menjelaskan karakteristik karya ilmiah
  3. Menjelaskan tahap-tahap persiapan karya ilmiah
  4.  Menjelaskan cara mengumpulkan informasi bahan untuk tulisan

Uraian Tugas   :

  1. Kita sebagai seorang guru tentu sering membaca karya ilmiah bahkan sekarang kita dituntut untuk mampu menulis karya ilmiah, karena karya ilmiah ini demikian pentingnya. Coba jelaskan tujuan penulisan karya ilmiah!
  2.  Jelaskan karakteristik karya ilmiah!
  3. Tuliskan tahap-tahap persiapan karya ilmiah!
  4. Jelaskan cara mengumpulkan informasi bahan untuk menulis!

Puisi

Cita-cita, Mungkinkah?

Lembayung senja nampak memerah di atas pelangi

Hati  remuk, hancur, tak terurai lagi

gelombang pasang kian menerjang seolah menelan segala yang ada,

gemuruh ombak kian terasa dekat berlari-larian,  bertalu-talu

Angan hendak menggapai namun hilang sebelum terjamah.

Aku  berlari sekencang-kencangnya namun napas pupus pupus pupus!

tak tergapai

Cita-citaku cita-citanya cita-cita semua orang, semua orang, semua orang

Mungkinkah? jawabnya

tanya pejabat,

tanya menteri,

tanya pemerintah, pemerintah, pemerintah.

Aku, kau, mereka, Mungkinkah?

 

 

 

 

Contoh soal kasus TAP

Kasus Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Bu Samsia seorang guru kelas V SD Mallusetasi yang mau mencoba menerapkan pendekatan terpadu yakni memadukan pelajaran bahasa Indonesia dan kerajinan tangan. Jumlah siswa kelas V sebanyak 42 orang dengan tingkat kecerdasan yang hamper sama. Sikap atau perkembangan jiwa mereka pun biasa-biasa saja, tidak ada yang memiliki keistimewaan.

Hasil belajar yang diharapkan dari pembelajaran terpadu tersebut adalah siswa diharapkan mampu:

  1. Membaca puisi ’Teratai’ dengan baik;
  2. Menceritakan / menjelaskan isi puisi ‘Teratai’;
  3. Membuat bunga teratai dari kertas krep.

Di dalam perencanaan (RP) Bu Samsia menyediakan waktu untuk proses pembelajaran ini selama 2 kali pertemuan dengan rincian waktu; untuk Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 1 x 4 jam pelajaran a 35 menit, mata pelajaran Kerajinan tangan 1 x 2 jam pelajaran a 35 menit. Alat peraga atau bahan, media sudah dipersiapkan dengan baik, siswa hanya diminta menyiapkan sendiri alat lain yang diperlukan untuk membuat kerajinan tangan membuat bunga teratai.

Setelah waktu yang ditetapkan selesai (2 x pertemuan), ternyata apa yang diharapkan dan direncanakan BU Samsia tidak seluruhnya tercapai, tidak semua siswa memperoleh skor membaca puisi, dan tidak ada seorang siswa pun yang dapat menyelesaikan hasil kerajinan tangan membuat kembang.

  1. Analisislah kasus tersebut, temukan 4 masalah dalam pembelajaran tersebut!
  2. Berikan alasan atas hasil analisis Anda!
  3. Kemukakanlah alternatif  pemecahannya!

Petunjuk menganalisis masalah!

  1. Bacalah dengan cermat wacana kasus tersebut!
  2. Perhatikan kelemahan yang tidak disadari bu Samsia dalam melaksanakan pembelajaran secara terpadu.

RAT Mata Kuliah Materi dan Pembelajaran BI SD

RANCANAGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)

 

 

Mata Kuliah                           : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Semester                                 : 9

Nama Tutor                            : Sinarmawati, S.Pd., M.Pd.

Kode/SKS                              : PDSD 4405/3 SKS

Deskripsi Singkat                   : Mata kuliah ini menguraikan hakikat bahasa dan belajar bahasa, kajian kurikulum, aspek-aspek  kebahasaan yang meliputi fonologi, ejaan, morfologi, serta sintaksis. Mata kuliah ini juga menyajikan pembelajaran keterampilan berbahasa lisan, tulis dan sastra anak, yang dilengkapi berbagai pendekatan pembelajaran bahasa serta penerapan dan penilaiannya dalam pembelajaran di sekolah dasar.

Kompetensi Umum                : Mahasiswa dapat memahami materi serta menguasai penerapannya dalam pengajaran bahasa dan sasatra Indonesia.

No

Kompetensi Khusus

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Tugas Tutorial & Bobot Nilai

Estimasi Waktu

Daftar Pustaka

Tutorial ke

1

2

3

4

5

6

7

8

1.

Menjelaskan hakikat bahasa, hakikat belajar bahasa, dan menerapkan sebagai pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Dasar. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
  1. Hakikat bahasa dan belajar bahasa
  2. Strategi pembelajaran bahasa
  • Pre tes
  • Bertanya jawab mengenai materi yang esensial,
  • Merangkum.
120 menit Puji Santosa dkk. (2008) Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Buku materi pokok modul 1 Jakarta, Universitas Terbuka.

Pertemuan 1

2.

Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan berbagai pedekatan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah dasar Pedekatan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar
  1. Pendekatan Whole Language dalam Pembelajaran Bahasa

Pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran bahasa Indonesia

  1. Pendekatan komunikatif dalam pembeajaran bahasa Indonesia
  • Tanya jawab
  • Mendiskusikan istilah-istilah pokok
  • Pemberian tugas,
120 menit Puji Santosa dkk. (2008) Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Buku materi pokok modul 2 Jakarta, Universitas Terbuka. Pertemuan 2

3.

Menjelaskan  manfaat, komponen-kompone yang terdapat dalam   kurikulum dengan benar dan mengkaji, mengembangkan kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar

Menyusun silabus pembelajaran bahasa Indonesia SDKajian kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia sekolah dasar

  1. Mengkaji komponen-komponen kurikulum mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD
  2. Pengembangan hasil kajian kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia SD
  • Diskusi
  • Mengembangkan standar isi kurikulum bahasa Indonesia ke dalam bentuk indikator kompetensi.

120 menitPuji Santosa dkk. (2008) Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Buku materi pokok modul 3 Jakarta, Universitas Terbuka.

Pertemuan 3

4.

Menjelaskan pengertian fonologi dalam bahasa Indonesia, membedakan ilmu-ilmu bahasa yang tercakup dalam fonologi, menuliskan fonem-fonem dengan ejaan yang benar, mengidentifikasi fonem-fonem bahasa Indonesia dengan benar,

 

menjelaskan sistim morfologi bahasa Indonesia, memilih materi ajar fonologi, ejaan, dan morfologi bahasa Indonesia SD, Mampu memahami pembelajaran sintaksis (kalimat dalam bahasa Indoesia)1.Sistim Fonolog, Ejaan, Morfologi, Bahasa Indonesia

2.Sintaksis Bahasa Indonesia

  1. Sistim fonologi  dan ejaan bahasa Indonesia
  2. Sistim morfologi (kata)  dalam bahasa Indonesia
  1. Kalimat bahasa Indonesia SD
  2. Pelaksanaan pembelajaran bahasa SD
  • uji kemampuan siswa  dengan model Number Heads Together
  • Mengidentifikasi kesalahan dari segi fonologi, ejaan, morfologi, dan sintaksis buku “Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD” karangan Puji Antosa dkk.

120 MenitPuji Santosa dkk. (2008) Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Buku materi pokok modul 4 dan 5  Jakarta, Universitas Terbuka.

Pertemuan 4

 

5.

Memilih materi pembelajaran keterampilan berbahasa tulis dan lisan, serta mengaplikasikan model-model pembelajaran keterampilan bahasa tulis dan lisan.Pembelajaran Keteramilan Berbahasa di SD

  1. Pembelajaran keterampilan berbahasa tulis
  2. Pembelajaran keterampilan berbahasa lisan

 

  • Bertanya jawab mengenai materi pembelajaran keterampilan berbahasa tulis dan lisan
  • Mengarang yang sesuai dengan EYD dan
  • Berbicara yang baik berdasarkan kriteri

120 menitPuji Santosa dkk. (2008) Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Buku materi pokok modul 6 Jakarta, Universitas Terbuka.Pertemuan 5

6.

Menentukan teknik penilaian pembelajaran keterampilan tulis dan lisan, serta mengaplikasikan model penilaian  pembelajaran keterampilan bahasa tulis dan lisan.Penilaian keterampilan berbahasa Indonesia di SD

  1. Penilaian pembelajaran keterampilan berbahasa tulis
  2. Penilain pembelajaran keterampilan berbahasa lisan

 

  • Bertanya jawab mengenai pengelasifikasian penilain pembelajaran keterampilan berbahasa lisan dan tulis
  • Merangkum

 

120 menitPuji Santosa dkk. (2008) Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Buku materi pokok modul 7 Jakarta, Universitas TerbukaPertemuan 67.Menjelaskan  hakikat sastra anak, mengapresiasi sastra anak, dan melaksanakan pembelajaran sastra anak dibangku sekolah dasarPembelajaran apresiasi sastra di sekolah dasar

  1. Hakikat sastra anak
  2. Apresiasi sastra anak
  3. Pembelajaran apresiasi sastra anak

 

  • Mengidentifikasi topik utama kemudian mendiskusikannya
  • Merancang pembelajaran bahasa Indonesia berbasis sastra anak,

120 menitPuji Santosa dkk. (2008) Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Buku materi pokok modul 8 Jakarta, Universitas TerbukaPertemuan 7

8.

Menjelaskan hakikat dan manfaat kamus dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia SD, member contoh serta menyusun kamus sederhana dalam pembelajaran bahasa dan sastra IndonesiaKamus

  1. Hakikat dan manfaat kamus
  2. Penyusunan kamus sederhan
  • Mengidentifikasi kata-kata asing dan mencarinya di kamus
  • Menuliskan perbendaharaan kata yang dimiliki masing-masing siswa.

120 menit

Puji Santosa dkk. (2008) Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Buku materi pokok modul 9 Jakarta, Universitas Terbuka

Pertemuan 8

 

Metode Mengajar

1. Metode Eksperimen

Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

Kelebihan metode eksperimen :

a. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya
b. Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia
c. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia

Kekurangan metode eksperimen :

a. Metode ini lebih sesuai dengan baidang-bidang sains dan teknologi
b. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal
c. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan
d. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

2. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa diharapkan kepada suatu masalah yang bias berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama.

Kelebihan metode diskusi :

a. Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan-prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah
b. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
c. Memperluas wawasan
d. Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah

Kekurangan Metode diskusi :

a. Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang
b. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar
c. Peserta mendapat informasi yang terbatas
d. Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.

3. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.

Kelebihan metode demonstrasi :

a. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat)
b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
c. Proses pengajaran lebih menarik
d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri,

Kekurangan metode demonstrasi :

a. metode ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif
b. fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik
c. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.

4. Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakainya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah social.

Kelebihan metode sosiodrama :

a. Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.
b. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu main drama para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.
c. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. Jika seni drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang baik kelak.
d. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya.
e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
f. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.

Kekurangan metode sosiodrama

a. Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang kreatif
b. Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pamahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan
c. Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas
d. Sering kelas lain terganggu oleh suara para pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan.

5. Metode Problem Solving

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpilan.

Kelebihan metode problem solving :

a. metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja
b. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila menghadapi permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga, bermasyarakat, dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia
c. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahannya.

Kekurangan metode problem solving :

a. menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berfikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sanagat memerlukan kemmpuan dan keterampilan guru. Sering orang beranggapan keliru bahwa metode pemecahan masalah hanya cocok untuk SLTP, SLTA, dan PT saja. Padahal untuk siswa SD sederajat bjuga bias dilakukan dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai dengan taraf kemampuan berfikir anak
b. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain
c. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.

6. Metode Tugas dan Resitasi

Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.

Kelebihan metode tugas dan resitasi :

a. kelompok Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun
b. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru
c. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa
d. Dapat mengembangkan krearivitas siswa

Kekurangan Metode tugas dan resitasi :

a. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain
b. Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpatisipasi dengan baik
c. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa
d. Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa.

7. Metode Karyawisata

Metode karyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari/ menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dll.

Kelebihan metode karyawisata :

a. Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran
b. Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhab di masyarakat
c. Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa
d. Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan actual

Kekurangan metode karyawisata :

a. Fasilitas yang diperlukan ndan biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah
b. Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang
c. Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain gar tak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karyawisata
d. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsure studinya menjadi terabaikan
e. Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.

8. Metode Latihan

Metode latihan yang disebut juga metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik.

Kelebihan metode latihan :

a. Untuk memeperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-alat (mesin permaianan dan atletik), dan terampil menggunakan peralatan olahraga
b. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlahkan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda (symbol), dsb
c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan symbol, membaca peta, dsb
d. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan
e. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya
f. Pembentukkan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.

Kekurangan metode latihan :

a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan
c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan
d. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis
e. Dapat menimbulkan verbalisme

9. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, kerana sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.

Kelebihan metode ceramah :

a. Guru mudah menguasai kelas
b. Mudah mengorganisasikan tempat duduk atau kelas
c. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar
d. Mudahn mempersiapkan dan melaksanakannya
e. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik

Kekurangan Metode ceramah :

a. Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)
b. Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar menerimanya
c. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan
d. Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar sekali
e. Menyebabkan siswa menjadi pasif.

10. Metode Bermain (khusus untuk anak TK)

Metode bermain adalah metode yang dapat membantu penyaluran kelebihan tenaga untuk memperoleh keseimbangan antara kegiatan dengan menggunakan kekuatan tenaga dan kegiatan yang memerlukan ketenangan.

Kelebihan metode bermain :

a. Siswa lebih senang
b. Dapat diikuti oleh seluruh siswa
c. Meningkatkan keterampilan berhubungan dengan anak lain
d. Guru dapat berinteraksi langsung dengan anak
e. Menyempurnakan keterampilan-keterampilan yang dipelajari
f. Guru dapat langsung mengkelompokkan kegiatan bermain

Kekurangan metode bermain :

a. Guru dan siswa mudah capek
b. Kadang ada anak yang senang bermainnya tapi tidak mau berhenti ketika selesai.

11. Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.

Kelebihan metode Tanya jawab :

a. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang rebut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya
b. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya piker, termasuk daya ingat
c. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat

Kekurangan metode Tanya jawab :

a. Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab
b. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa
c. Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang
d. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.

12. Metode Bercerita

Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi

anak dengan membawa cerita kepada anak secara lisan.

Kelebihan metode bercerita :

a. Anak lebih banyak menyerap verbal
b. Guru lebih mudah mengatur anak
c. Anak lebih senang membayangkan secara ilustrasi cerita yang diberikan guru
d. Dapat mengendalikan emosi anak
e. Membuat anak lebih penasaran akan cerita yang diberikan guru

Kekurangan metode cerita :

a. Harus punya banyak referensi bahan buku bacaan
b. Guru harus bisa bercerita baik secara lisan, membaca maupun imprufisasi
c. Guru harus bisa membawa situasi kepada anak agar anak dapat hanyut dalam cerita

13. Metode Bercakap-cakap

Metode bercakap-cakap merupakan metode bentuk komunikasi antar pribadi. Berkomunikasi merupakan proses dua arah. Untuk terjadinya komunikasi dalam percakapan diperlukan keterampilan mendengar dan keterampilan berbicara. Metode ini sangat penting bagi anak TK.

Kelebihan metode bercakap-cakap :

a. Dapat saling mengkomunikasikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan secara verbal
b. Mewujudkan kemampuan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif.

Kekurangan metode bercakap-cakap :

a. Kurangnya bahan pembicaraan
b. Bersifat lebih monoton

14. Metode Audio Visual

Metode audio visual merupakan metode modern dimana dalam penyampaian diberikan dengan menggunakan alat seperti televise, CD, LCD, dll siswa dapat melihat langsung dengan alat peraga.

Kelebihan metode audio visual :

a. Anak dapat langsung melihat dengan menggunakan alat peraga
b. Lebih menarik bagi anak karena lebih berwarna
c. Guru tidak perlu menjelaskan langsung karena sudah ada gambar dan suara yang menjelaskannya.

Kekurangan metode audio visual :

a. Sekolah harus mempunyai fasilitas audio visual
b. Guru harus bisa mengoperasikan alat-alat modern

15. Metode Proyek

Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pengajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.

Kelebihan metode proyek :

a. Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah kehidupan
b. Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu
c. Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip di daktik modern yang dalam pengajaran perlu diperhatikan :

– Kemampuan individu siswa dan kerja sama dalam kelompok
– Bahan pelajaran tak lepas dari kehidupan riel sehari-hari yang penuh dengan masalah
– Pengembangan aktivitas, krestivitas dan pengalaman siswa banyak dilakukan
– Agar teori dan praktek, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Kekurangan metode proyek :

a. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini, secara vertical maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini
b. Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah
c. Bahan pelajaran sering menjadi luar sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.

 

Pantun

Jika pergi ke padang datar
Jangan lupa pulang berlabuh
Jika kita kepingin pintar
Belajarlah sungguh-sungguh

Jika ingin mendulang cadas
Jangan lupa palu baja
Jika murid tumbuh cerdas
Guru pun ikut bahagia

Jika kamu pergi ke dusun
Jangan lupa bawa beras
Belajarlah dengan tekun
Agar kita naik kelas

Jika kita makan petai
jangan lupa makan kerupuk
Jika kita ingin pandai
Ranjin-rajin baca buku

Kehutan mencari rusa
Hendaklah membawa tali
Wahai anak-anak bangsa
Cepat bangun lekas mandi

Andai ini hari rugi
Tentu mujur esok lusa
Jangan lupa gosok gigi
Sebab kamu anak bangsa

Hendaklah melempar jangkar
Kalau ada perahu singgah
Kalau anak bangsa pintar
Negeri ini akan bangga

Masak angsa dikuali
Bukan saja di perigi
Hendaklah kamu mengabdi
Di pangkuan ibu pertiwi

Pergilah ke tepi kali
Jangan lupa bawa guci
Bangkitlah anak pertiwi
Bangunlah negerimu ini

Jika kita pegang kuas
Melukislah pada kertas
Jika anak bangsa cerdas
Bangsa pun berkualitas

Jika hendak kamu melamar
Jangan banyak tulis dihapus
Jika siswa rajin belajar
Sudah tentu pasti lulus

Pantun Agama
Sungguh indah pintu dipahat
Burung puyuh di atas dahan
Kalau hidup hendak selamat
Taat selalu perintah Tuhan

Halia ini tanam-tanaman
Ke barat juga akan rebahnya
Dunia ini pinjam-pinjaman
Ke akhirat juga akan sudahnya

Redup bulan nampak nak hujan
Pasang pelita sampai berjelaga
Hidup mati di tangan Tuhan
Tiada siapa dapat menduga

Belatuk di atas dahan
Terbang pergi ke lain pokok
Hidup mati ditangan Tuhan
Kepada Allah kita bermohon

Daun tetap di atas dulang
Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang
Perbuatan haram jangan dicuba

Terang bulan terang bercahaya
Cahaya memancar ke Tanjung Jati
Jikalau hendak hidup bahagia
Beramal ibadat sebelum mati

Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat jasad tidak sembahyang

Kulit lembu celup samak
Mari buat tapak kasut
Harta dunia janganlah tamak
Kalau mati tidak diikut

Banyaklah masa antara masa
Tidak seelok masa bersuka
Meninggalkan sembahyang jadi biasa
Tidak takut api neraka?

Dua tiga empat lima
Enam tujuh lapan sembilan
Kita hidup takkan lama
Jangan lupa siapkan bekalan

Kalau Tuan pergi ke Kedah
Singgah semalam di Kuala Muda
Sembahyang itu perintah Tuhan
Jika ingkar masuk neraka

Ramai orang menggali perigi
Ambil buluh lalu diikat
Ilmu dicari tak akan rugi
Buat bekalan dunia akhirat

Pak Kulup anak juragan
Mati diracun muntahkan darah
Hidup di dunia banyak dugaan
Kepada Allah kita berserah

Letak bunga di atas dulang
Sisipkan daun hiasan tepinya
Banyak berdoa selepas sembahyang
Mohon diampun dosa di dunia

Encik Borhan seorang kerani
Terkemut-kemut bila meniti
Tinggalkan sembahyang terlalu berani
Sepertii tubuhnya takkan mati

Sayang-sayang buah kepayang
Buah kepayang hendak dimakan
Manusia hanya boleh merancang
Kuasa Allah menentukan

Masa berada di Pulau Jawa
Rakan diajak pergi menjala
Maha Berkuasa jangan dilupa
Kuasa Allah tidak terhingga

Nyiur mudah luruh setandan
Diambil sebiji lalu dibelah
Sudah nasib permintaan badan
Kita di bawah kehendak Allah

Kemuning di dalam semak
Jatuh melayang ke dalam paya
Meski ilmu setinggi tegak
Tidak sembahyang apa gunanya?

Harimau belang turun sekawan
Mati ditikam si janda balu
Ilmu akhirat tuntutlah tuan
Barulah sempurna segala fardu

Kera di hutan terlompat-lompat
Si pemburu memasang jerat
Hina sungguh sifat mengumpat
Dilaknat Allah dunia akhirat

Anak ayam turun sepuluh
Mati seekor tinggal sembilan
Bangun pagi sembahyang subuh
Minta doa kepada Tuhan

Anak ayam turun sembilan
Mati seekor tinggal lapan
Duduk berdoa kepada Tuhan
Minta Allah jalan ketetapan

Anak ayam turun lapan
Mati seekor tinggal tujuh
Duduk berdoa kepada Tuhan
Supaya terang jalan bersuluh

Anak ayam turunnya lima
Mati seekor tinggal empat
Turut mengikut alim ulama
Supaya betul jalan makrifat

Anak ayam turunnya lima
Mati seekor tinggal empat
Kita hidup mesti beragama
Supaya hidup tidaklah sesat

Tuan Haji memakai jubah
Singgah sembahyang di tengah lorong
Kalau sudah kehendak Allah
Rezeki segenggam jadi sekarung

Bulu merak cantik berkaca
Gugur sehelai ke dalam baldi
Jika tak banyak kitab dibaca
Jangan mengaku khatib dan kadi

Inderagiri pasirnya lumat
Kepah bercampur dengan lokan
Sedangkan nabi kasihkan umat
Inikan pula seorang insan

Anna Abadi pergi berenang
Sambil berenang berdondang sayang
Jika hidup dikurnia senang
Jangan lupa tikar sembahyang

 

Sumber : http://blogkepurwo.blogspot.com/2011/07/kumpulan-pantun-pendidikan.html

Peribahasa Makassar

  • Le’ba kusoronna biseangku, kucampa’na sombalakku, tamassaile punna teai labuang (Makassar)
Bila perahu telah kudorong,layar telah terkembang, takkan ku berpaling kalau bukan labuhan yang kutuju.
  • Taro ada taro gau (Bugis)
Arti bahasa: Simpan kata simpan perbuatan.
Makna: Konsistensi perbuatan dengan apa yang telah dikatakan.
  • Ku alleangi tallanga na toalia (Makassar)
Arti bahasa: Lebih baik tenggelam dari pada kembali (latar belakang kata tersebut dari seorang pelaut yang telah berangkat melaut)
Makna: Ketetapan hati kepada sebuah tujuan yang mulia dengan taruhan nyawa.
  • Eja pi nikana doang (Makassar)
Seseorang baru dapat dikenali atas karya dan perbuatannya
  • Teai mangkasara’ punna bokona loko’ (Makassar)
Bukanlah orang Makassar kalau yang luka di belakang. Adalah simbol keberanian agar tidak lari dari masalah apapun yang dihadapi.
  • Aja mumae’lo nabe’tta taue’ makkalla ‘ ricappa’na lete’ngnge. (Bugis)
Arti bahasa: Janganlah engkau mahu didahului orang menginjakkan kaki dihujung titian
Makna:Janganlah engkau mahu didahului orang lain untuk mengambil rezeki .
Sumber : http://id.wikiquote.org/wiki/Peribahasa_Bugis-Makassar